Pada hari yang cerah ini, para peserta studi tour dari berbagai institusi pendidikan di Indonesia melakukan kunjungan inspiratif ke dua destinasi ikonik di Bali, yaitu Desa Panglipuran dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang keunikan budaya Bali, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, serta apresiasi terhadap seni dan sejarah lokal.
Desa Panglipuran, yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, menjadi pemberhentian pertama dalam rangkaian studi tour ini. Setibanya di desa, para peserta disambut hangat oleh warga lokal yang antusias memperkenalkan kearifan lokal dan tradisi desa.
Para peserta diajak untuk mendengarkan cerita tentang sejarah Desa Panglipuran, yang telah ada sejak zaman Kerajaan Bangli. Mereka belajar tentang struktur tata ruang desa yang unik dan filosofis, yang merefleksikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali.
Peserta berjalan-jalan menyusuri gang-gang bersih dan asri, mengamati arsitektur tradisional rumah-rumah warga yang terawat dengan baik. Mereka juga mengunjungi beberapa rumah yang berfungsi sebagai homestay, serta melihat proses pembuatan kerajinan tangan lokal.
Setelah menikmati keindahan Desa Panglipuran, para peserta melanjutkan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK), sebuah taman budaya yang monumental di Bali. GWK terkenal dengan patung raksasa Dewa Wisnu yang menunggangi Garuda, yang menjadi salah satu ikon pariwisata Bali.
Di Amphitheatre GWK, peserta disuguhi pertunjukan tari tradisional Bali, seperti Tari Kecak dan Tari Barong, yang menceritakan kisah-kisah epik dari Ramayana dan Mahabharata. Pertunjukan ini memberikan pengalaman budaya yang mendalam dan memukau.
Kunjungan studi tour ini memberikan pengalaman yang kaya dan berharga bagi para peserta. Mereka tidak hanya belajar tentang budaya dan tradisi Bali, tetapi juga memperoleh wawasan tentang praktik-praktik pariwisata berkelanjutan dan pengelolaan destinasi wisata yang efektif.